“Pada kuartal l ini ekspor dan impor kita memang minus. Namun untuk konsumsi rumah tangga ini memiliki share yang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi bisa cukup tinggi,” ucap Kepala BPS Suryamin, Rabu (04/5/2016).
Dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, konsumsi rumah tangga tercatat memiliki porsi yang sangat besar, yaitu 8,86%. Sedangkan pada kuartal l/2016 pergerakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh di angka 94%. Minusnya ekspor dan impor ini disebabkan oleh rendahnya harga komoditas dan masih belum membaiknya kondisi perekonomian global.
Sementara, untuk konsumsi lembaga non profit rumah tangga memiliki andil 1,16% di dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sedangkan untuk konsumsi lembaga non profit rumah tangga pada kuartal l/2016 mencapai angka 6,38%.
Dan untuk investasi memiliki porsi sebesar 33,16% dari pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pertumbuhan investasi di sepanjang kuartal l/2016 yaitu 5,57%. Pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan l/2016 terhadap triulan l/2015tumbuh di angka 4,92% (yoy) angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2015 sebesar 4,73%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar