SAVE - Pada sesi kedua hari ini, harga minyak mentah kembali mengalami penurunan setelah sempat tembus ke posisi tertingginya pada pekan lalu di tahun 2016 ini. Hal ini seiring dengan adanya kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan setelah hitungan rig luar Amerika Serikat (AS) yang meningkat untuk pertama kalinya sejak bulan Desember lalu.
Berdasarkan dari Reuters,
Senin (21/3/2016), harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI)
mengalami penurunan sebesar 40 sen atau 1,0% menjadi US$39,04/barel pada pukul
00.01 GMT. Sementara pada pekan lalu sempat meningkat ke posisi US$41,20/barel,
angka tersebut merupakan tertinggi sejak awal Desember.
Dan untuk pengiriman bulan depan harga minyak brent juga
mengalami penurunan sebesar 12 sen menjadi US$41,08. Sebelumnya pada sesi
terakhir harga minyak brent sempat mencapai posisi tertingginya sebesar
US$42,52/barel.
Setelah 12 pekan malakukan pemotongan, pada pekan lalu beberapa
perusahaan energi AS menambahkan 1 rig minyak. Selain itu, setelah rig minyak
mengalami penurunan 2/3 selama tahun lalu hingga 2009 ke posisi terendahnya, ini menunjukan penurunan pengeboran minyak mentah
stabil setelah harga reli berada di 50% sejak bulan Februari lalu.
Selama dua bulan terakhir, harga telah mengalami kenaikan
setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) melakukan pengiriman ide
pembekuan produksi.
Setelah sempat mengalami kejatuhan selama enam bulan
berturut-turut, data Baker Hughes menunjukan jumlah rig minyak AS bertambah 1
menjadi 387.
Sementara itu, global yang mengalami kelebihan pasokan
minyak telah mengetuk harga minyak mentah turun dari posisi tertingginya pada
pertengahan 2014 di atas US$100/barel ke posisi terendahnya dalam 12 tahun di
awal tahun ini, di mana harga minyak brent sempat berada di posisi US$27 dan
minyak mentah berada di sekitar US$26.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar